Kelembutan hati seorang ibu tiri
“ibu tiri itu kejam”, paradigma ini telah memakan banyak hati manusia yang tidak sadar akan sesuatu yaitu bahwa sesungguhnya ‘dasarnya semua manusia itu baik’.
Ada sebuah kisah yang baiknya menjadi bahan renungan untuk kita semua, kisah ini saya dapat dari seorang teman yang tinggal di Aceh, tentu yang akan saya muat disini bukan kisah tsunami yang memakan banyak korban pada tahun 2004 lalu, tapi mengenai kehidupan teman saya setelah datangnya seorang ibu tiri untuk menggantikan ibu kandungnya yang telah lama meninggal, sebut saja teman saya ini Yudi, seseorang yang sangat mencintai ibu kandungnya dan untuk-nya “ibuku tak tergantikan”, hingga tanpa sadar tertanam dalam hatinya untuk menolak dalam arti menutup hati untuk menerima kebaikan dari seseorang yang telah menjadi istri kedua dari sang ayah. Jadi yang tampak oleh kasat mata buatnya hanya suatu kejahatan yang dibuat oleh sang ibu tiri. Sang ibu yang kini mulai marah-marah kepada adik-adik dan dirinya setiap hari, lalu berlanjut kepada sang ayah yang membelikan ibunya tersebut rumah dan motor baru sedangkan dirinya sebagai anak tertua dikeluarga tersebut tidak pernah di berikan motor yang layak, berbuahlah rasa benci yang dalam Yudi kepada ibu tirinya tersebut, baginya perceraian ibu tiri dan ayahnya adalah sesuatu yang mengasikan, Yudi anak yang cukup pintar ia mendapat beasiswa untuk kuliah di Jakarta, tapi beasiswa yang didapat digunakan untuk ajang pelampiasan kekesalannya selama di Aceh. Dunia baru yang ia dapat selama di
Luhurnya hati setiap manusia itu baik tanpa terkecuali, namun ada tindak tanduk yang negatif lahir pada diri manusia itu akibat dari kejahatan pikiran yang tidak mau berpikir jernih dan positif. Dari kisah diatas dapat dilihat akibat yang ditimbulkan dari keegoan pikiran seorang anak, memiliki seorang ibu tiri bukanlah suatu ancaman seperti yang dipikirkan oleh banyak orang tapi ibu tiri bisa menjadi malaikat baru dari sebuah keluarga, cahaya dan kehangatan bisa diberikan dari seorang ibu tiri. Kisah di atas adalah segelintir kisah dari sekian banyak kisah ibu tiri yang berhasil membawa kebahagian dalam suatu keluarga yang baru. Jika di tanya bagaimana dengan kekerasan yang dilakukan ibu tiri dan itu bukan sekedar fiksi ? tidak dipungkiri memang ada kejahatan atau kekerasan ibu tiri pada cerita yang lain, tapi apakah menutup kemungkinan seorang ibu kandung juga melakukan kekerasan. Tidak sedikit ibu kandung yang melakukan kekerasan bahkan tega menghabisi nyawa anaknya sendiri dengan salah satu alasannya yang banyak dikemukakan yaitu faktor ekonomi, seperti apa yang saya pernah lihat di sebuah media televisi memberitahukan kabar dari NTT, ada seorang ibu yang tega menghabisi nyawa anaknya yang baru beberapa jam menghirup hawa dunia, dengan alasan faktor ekonomi dan sang istri yang merasa tidak dihargai sebagai perempuan karena suaminya yang suka bermain judi dan mabok-mabokan serta alasan lainnya seperti timbul rasa takut anak akan seperti ayahnya atau anaknya menambah beban ekonomi keluarga yang sudah susah. Semua alasan ini tidak bisa diterima, kesalahan apa yang dilakukan anak tersebut hingga ia tak pantas untuk melanjutkan hidupnya yang baru seumur jagung ?. Ternyata kekerasan terhadap anak bisa terjadi walaupun tidak ada konteks ibu tiri dalam keluarga tersebut, semua kembali pada pribadi diri manusianya masing-masing. Kemana seorang anak harus berlari saat hak hidupnya terinjak-injak, hilangnya hak asasi yang dimiliki, kalau bukan ke ibunya? Ibu yang bisa melahirkan kehangatan dan kenyamanan luar biasa saat berada disisinya. Bukan seseorang yang mengaku ibu tapi menggunakan tangan lembutnya untuk kekerasan. Aku mau berkata untuk seluruh ibu didunia ini “tanganmu terlalu berharga untuk melakukan kejahatan masih banyak yang butuh cinta kasih dari tangan lembutmu ibu, aku mencintaimu”. Ibu adalah sebuah kata yang terbungkus pada sosok seseorang yang sangat bisa kita muliakan didunia ini, untuk ibu kandung, ibu tiri, ibu guru atau ibu angkat semua adalah wanita-wanita perkasa yang sangat mengagumkan yang rela mengorbankan nyawanya hanya untuk anak yang mungkin nanti akan menyakitinya, seorang wanita yang rela mengajarkan dengan penuh cinta kasih walaupun mungkin nanti anak itu akan pergi meninggalkannya karena kepintarannya, seorang wanita yang bisa tersenyum untuk menenangankan anaknya walaupun merasa sakit. Seorang wanita yang luar biasa yang aku yakin semua malaikat pasti mendoakannya karena kebaikannya. Jika ibu dalam hidup kita adalah seorang ibu tiri yang bisa menjadi teladan untuk kita yang bisa menjadi cahaya agar kita bisa melihat jalan yang terbaik, itulah orang tua kita. kita mempunyai pilihan untuk menyayangi orang lain, tapi untuk menyayangi orangtua terlebih ibu bukanlah suatu pilihan tapi merupakan suatu kewajiban.